KAJIAN RAMADAN 1 “ MENGAWALI BULAN RAMADAN SUCI LAHIR DAN BATIN (THAHARAH DAN TADZKIYAH)”

DEPOK –  Kajian Ramadhan 1445 H di aula SIT pada Sabtu (16/3) menjadi menarik disimak di awal Bulan Ramadan. Pasalnya yang menjadi narasumber adalah Ustadz KH. Ali Fikri, Lc. M.A, yang dikenal sebagai Dewan Pembina Yayasan Ummu’l Quro Depok, serta banyaknya undangan yang hadir memenuhi aula SIT dari kalangan wali murid dan seluruh pegawai dan karyawan SIT Ummu’l Quro Depok.

Ustadz KH. Ali Fikri, Lc. M.A menyampaikan materi pada Kajian Ramadan 1445 H

Acara yang mengusung tema “Mengawali Bulan Ramadan Suci Lahir dan Batin (Thaharah dan Tadzkiyah)” memberikan pesan bahwa di dalam bulan suci Ramadan ini hendaknya kita senantiasa menjaga kesucian jiwa raga kita agar menjadi hamba yang bertaqwa dan selamat dunia akhirat.

Pada kajian Ramadan kali ini, Ustadz KH. Ali Fikri, Lc. M.A mengingatkan kembali agar kita senantiasa menyucikan diri lahir dan batin karena itu berkaitan dengan keimanan. “Kata Rasulullah SAW, sholat tidak diterima tanpa bersuci dan sedekah tidak diterima apabila itu bersumber dari harta yang haram. Maka dari itu, Rasulullah selalu mengingatkan kepada kita Atuhuuru Shatrul Iman, bersuci itu bagian dari iman”, tegas beliau.

Beberapa poin materi yang disampaikan, diantaranya :

  1. Suci Lahiriah
    • Hukum thaharah/bersuci adalah wajib atas setiap Muslim. Seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 222 yang artinya :”Sungguh, Allah menyukai orang yang taubat dan menyukai orang yang menyucikan diri”.
  2. Suci Bathiniah
    • Suci batiniah dapat dilakukan dengan cara taubat dan menghilangkan penyakit hati dengan cara berpegang teguh pada ketauhidan, memahami ilmu dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan.

Mengakhiri kajian, beliau berpesan untuk di bulan Ramadan kita mendekatkan diri kepada Allah dan kesempatan mencari pahala. “Kita sama-sama memperbaiki diri kita, semoga Allah SWT memberikan hidayah taufiq untuk kita semua, dan juga di bulan suci Ramadan ini kita mencari pahala sebanyak-banyaknya”, ujarnya. (distek)

Antusias para undangan Kajian Ramadan yang terlihat memenuhi ruangan aula SIT

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp